Psikologi Transaksional

Memahami Bahasa Tersembunyi dalam Interaksi: Menjelajahi Psikologi Transaksional

Posted on

Pernahkah Anda merasa terjebak dalam lingkaran komunikasi yang tidak sehat? Atau merasa bingung dengan motif tersembunyi di balik kata-kata seseorang? Memahami bahasa tubuh dan isyarat nonverbal saja tidaklah cukup. Terkadang, akar dari miskomunikasi dan konflik tersembunyi jauh di dalam alam bawah sadar kita, dalam bentuk pola interaksi yang kita pelajari sejak kecil. Di sinilah pentingnya memahami Psikologi Transaksional.

Artikel ini akan membawa Anda menyelami dunia Psikologi Transaksional, sebuah teori kepribadian dan komunikasi yang menjelaskan bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain berdasarkan “keadaan ego” yang sedang aktif. Dengan memahami konsep-konsep kunci seperti Parent-Adult-Child, Transaksi, dan Permainan Psikologis, Anda akan dibekali dengan alat yang ampuh untuk menganalisis dinamika hubungan Anda, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan membangun koneksi yang lebih sehat dan autentik.

Ego States: Parent, Adult, dan Child

Psikologi Transaksional, yang dikembangkan oleh Eric Berne, menawarkan cara yang menarik untuk memahami dinamika komunikasi manusia melalui konsep “Ego States”. Ada tiga Ego States utama yang beroperasi dalam diri kita: Parent, Adult, dan Child. Masing-masing merepresentasikan pola perilaku, pikiran, dan emosi yang berbeda.

Ego State Parent mencerminkan nilai, norma, dan aturan yang kita internalisasi dari figur otoritas di masa kecil, seperti orang tua dan guru. Ketika beroperasi dari Ego State ini, kita mungkin bersikap kritis, menghakimi, atau justru mengasuh dan melindungi.

Ego State Adult adalah pusat pemrosesan informasi yang objektif dan rasional. Dalam Ego State ini, kita memproses informasi dari lingkungan dan membuat keputusan berdasarkan logika dan realitas saat ini, bukan emosi atau pengaruh masa lalu.

Baca Juga:  Menapaki Fase Perkembangan: Memahami Psikologi Remaja dan Tantangannya

Ego State Child adalah tempat emosi, spontanitas, dan kreativitas kita berada. Ini adalah bagian diri kita yang terbentuk pada masa kanak-kanak dan menyimpan memori, perasaan, dan pengalaman masa lalu. Ketika berada dalam Ego State ini, kita mungkin menunjukkan perilaku kekanak-kanakan, seperti riang, manja, atau memberontak.

Memahami Ego States ini membantu kita mengenali dari “keadaan diri” mana kita atau orang lain berkomunikasi. Kesadaran ini menjadi kunci untuk membangun interaksi yang lebih efektif dan autentik.

Transaksi: Unit Dasar Komunikasi

Dalam Psikologi Transaksional, setiap interaksi manusia, sekecil apapun, dipandang sebagai serangkaian transaksi. Transaksi ini merupakan unit dasar komunikasi, sebuah pertukaran energi psikis yang terjadi ketika dua orang berinteraksi. Setiap transaksi melibatkan “stimulus” dari satu orang dan “respon” dari orang lain.

Memahami transaksi adalah kunci untuk mengungkap dinamika hubungan antarpribadi. Dengan mengenali pola transaksi, kita dapat lebih memahami keadaan ego yang sedang aktif dalam diri kita dan orang lain, serta bagaimana keadaan ego tersebut memengaruhi cara kita berkomunikasi dan berperilaku.

Konsep transaksi ini membantu kita untuk tidak hanya melihat, tetapi juga memahami bahasa tersembunyi dalam interaksi sehari-hari. Dengan begitu, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan efektif.

Strokes: Pengakuan dalam Interaksi

Dalam kerangka Psikologi Transaksional, istilah “strokes” merujuk pada unit-unit dasar dari pengakuan yang kita berikan dan terima dalam interaksi sosial. Sama seperti kebutuhan dasar kita akan makanan dan tempat berlindung, kita juga memiliki kebutuhan psikologis yang mendasar untuk diakui dan dihargai oleh orang lain.

Strokes bisa bersifat positif, seperti pujian, senyuman, atau ungkapan terima kasih. Strokes positif membuat kita merasa dihargai dan diperhatikan. Sebaliknya, strokes juga bisa bersifat negatif, seperti kritikan pedas, tatapan merendahkan, atau penolakan. Meskipun tidak menyenangkan, strokes negatif tetap memenuhi kebutuhan kita untuk diakui, meskipun dengan cara yang kurang sehat.

Baca Juga:  Menjelajahi Perbedaan dan Persamaan: Memahami Psikologi Gender dalam Konteks Sosial

Kesadaran akan pentingnya strokes membantu kita memahami dinamika interaksi dengan lebih baik. Dengan memberikan strokes positif secara sadar, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan positif. Di sisi lain, dengan mengenali dan mengelola dampak strokes negatif, kita dapat melindungi diri kita dari pengaruh negatif dan membangun ketahanan emosional yang lebih kuat.

Permainan Psikologis: Pola Interaksi Disfungsional

Dalam Psikologi Transaksional, kita belajar bahwa terkadang interaksi kita dengan orang lain tidak selalu jujur dan terbuka. Kita mungkin tanpa sadar memainkan “permainan” psikologis, yaitu pola interaksi berulang yang tampak sepele di permukaan, namun sebenarnya sarat dengan motif tersembunyi. Permainan ini seringkali menghasilkan konflik, kesalahpahaman, dan perasaan negatif.

Contohnya, seseorang mungkin memainkan permainan “Ya, tetapi…” dimana mereka selalu meminta saran namun menolak setiap solusi yang ditawarkan. Perilaku ini, meskipun terlihat seperti mereka mencari bantuan, sebenarnya adalah cara untuk mendapatkan perhatian atau menghindari tanggung jawab.

Mengenali permainan psikologis yang kita mainkan atau yang dimainkan orang lain adalah langkah pertama untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan autentik. Dengan memahami dinamika di balik interaksi tersebut, kita dapat mulai mengubah pola-pola disfungsional dan berkomunikasi dengan lebih jujur dan efektif.

Penerapan Psikologi Transaksional dalam Kehidupan Sehari-hari

Setelah memahami dasar-dasar Psikologi Transaksional dan berbagai macam ego state, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari?

Penerapan utama dari Psikologi Transaksional adalah meningkatkan kesadaran diri. Dengan mengenali ego state kita sendiri dan lawan bicara, kita dapat memahami dinamika komunikasi yang terjadi. Kesadaran ini membantu kita mengontrol reaksi dan perilaku kita, sehingga terhindar dari kesalahpahaman dan konflik yang tidak perlu.

Baca Juga:  Psikologi Minoritas: Menjelajahi Pengalaman dan Tantangan Kelompok Minoritas

Misalnya, ketika seorang rekan kerja mengkritik kita dengan nada yang kasar (kemungkinan berasal dari ego state Orang Tua Kritis), kita bisa memilih untuk tidak merespon dengan emosi atau defensif (ego state Anak Adaptif). Sebaliknya, kita bisa mencoba memahami maksud di balik kritikan tersebut dan merespon dengan tenang dan objektif (ego state Dewasa).

Psikologi Transaksional juga mengajarkan kita tentang pentingnya “strokes” atau bentuk pengakuan dalam interaksi. Dengan memberikan strokes positif dan menerimanya dengan baik, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan positif dengan orang lain.

Singkatnya, Psikologi Transaksional adalah alat yang ampuh untuk memahami dan meningkatkan kualitas interaksi kita sehari-hari. Dengan menerapkan prinsip-prinsipnya, kita dapat membangun hubungan yang lebih bermakna dan mencapai komunikasi yang lebih efektif.

Gravatar Image
Hai, saya Agus Priyetno, penulis artikel sejarah yang seru dan penuh semangat! Fokus utama saya adalah menggali lebih dalam tentang Perang Dunia 1 dan 2, khususnya mengenai daftar senjata, kendaraan, dan berbagai informasi menarik lainnya. Saya senang membahas detail-detail yang sering terlupakan, dan menyajikannya dengan cara yang asyik dan mudah dipahami. Kalau kamu tertarik dengan sejarah, khususnya era perang dunia, yuk ikuti terus tulisan-tulisan saya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *