Perang Dunia 2, sebuah konflik global yang mengguncang dunia, melibatkan kekuatan-kekuatan besar dengan persenjataan yang mematikan. Di antara negara-negara yang terlibat, Yunani mungkin tidak tampak menonjol seperti Jerman atau Amerika Serikat. Namun, di balik bayang-bayang raksasa-raksasa militer ini, Yunani berjuang dengan gigih, memanfaatkan persenjataan yang tersedia untuk mempertahankan kedaulatannya. Artikel ini akan mengupas tuntas senjata perang yang digunakan oleh Negara Yunani dalam perjuangan heroik mereka selama Perang Dunia 2.
Meskipun kalah jumlah dan persenjataan, tentara Yunani menunjukkan keberanian dan tekad yang luar biasa dalam menghadapi kekuatan musuh yang jauh lebih besar. Dari senapan bolt-action hingga artileri gunung yang tangguh, setiap senjata memainkan peran penting dalam membentuk jalannya perang bagi Yunani. Mari kita telusuri lebih dalam dan mengungkap persenjataan yang digunakan oleh para prajurit Yunani untuk mempertahankan tanah air mereka dari cengkeraman kekuatan Axis.
Senjata Infanteri
Perang Dunia II menjadi periode kelam bagi Yunani. Invasi dari pasukan Poros yang dipimpin oleh Jerman, Italia, dan Bulgaria memaksa negara ini untuk berjuang dengan segala cara yang mereka miliki. Sayangnya, Yunani pada saat itu memiliki keterbatasan dalam hal persenjataan modern, terutama untuk pasukan infanteri.
Kekurangan dana dan keterlambatan modernisasi militer membuat Yunani harus mengandalkan senjata-senjata yang sudah usang dan persediaan yang terbatas. Meskipun berjuang dengan gigih, pasukan infanteri Yunani seringkali harus menghadapi musuh yang dilengkapi dengan persenjataan yang jauh lebih unggul.
Berikut adalah beberapa senjata infanteri yang digunakan oleh pasukan Yunani selama Perang Dunia II:
- Senapan Mannlicher-Schönauer (berbagai model, termasuk yang dimodifikasi dari era Perang Balkan)
- Senapan Lebel 1886/93 (diperoleh dari persediaan Prancis)
- Senapan mesin ringan Chauchat (diperoleh dari persediaan Prancis)
- Senapan mesin berat Schwarzlose MG 07/12 (diperoleh dari persediaan Austria-Hongaria era Perang Dunia I)
- Granat (berbagai jenis, termasuk granat buatan sendiri)
- Pistol (berbagai jenis, dengan ketersediaan terbatas)
Perlu dicatat bahwa daftar ini tidaklah lengkap dan pasukan Yunani mungkin menggunakan senjata lain yang diperoleh dari berbagai sumber. Keterbatasan akses terhadap persenjataan modern menjadi faktor signifikan dalam kekalahan Yunani di Perang Dunia II, tetapi semangat juang dan keberanian mereka tetap layak untuk dikenang.
Senjata Berat
Pada Perang Dunia II, Yunani memiliki keterbatasan signifikan dalam hal persenjataan berat. Invasi Axis yang cepat dan pendudukan negara tersebut pada tahun 1941, yang menyusul kekalahan Yunani dari Italia dan Jerman, secara efektif menghentikan kemampuan Yunani untuk memperoleh atau memproduksi persenjataan berat dalam skala besar.
Meskipun Yunani memiliki beberapa artileri berat, termasuk meriam Schneider-Canet dan meriam Skoda, jumlahnya sangat terbatas dan seringkali kalah teknologi dibandingkan dengan senjata yang digunakan oleh pasukan Axis. Kurangnya persenjataan berat merupakan faktor penting dalam kekalahan Yunani selama perang.
Berikut adalah beberapa contoh persenjataan berat yang digunakan oleh Yunani selama Perang Dunia II:
- Meriam Schneider-Canet: Meriam artileri medan produksi Prancis yang berasal dari Perang Dunia I.
- Meriam Skoda: Meriam howitzer dan artileri medan produksi Cekoslowakia.
Namun, penting untuk dicatat bahwa daftar ini tidak lengkap karena kurangnya sumber daya dan informasi yang tersedia tentang persenjataan Yunani selama periode ini.
Pesawat
Meskipun Yunani memiliki sejumlah kecil pesawat modern pada saat pecahnya Perang Dunia II, Angkatan Udara Yunani (RHAF) berjuang dengan gagah berani melawan Luftwaffe Jerman dan Regia Aeronautica Italia yang jauh lebih unggul.
Pada awal perang, RHAF mengoperasikan berbagai pesawat, termasuk:
- Pembom: Avro Anson, Bristol Blenheim
- Pesawat tempur: PZL P.24, Bloch MB.151, Gloster Gladiator
- Pesawat Pengintai: Henschel Hs 126
Namun, jumlah pesawat ini relatif kecil dan banyak yang sudah usang. Meskipun ada tambahan pesawat dari Inggris dan Prancis selama perang, RHAF tetap kalah jumlah dan kalah kualitas peralatan dari musuh-musuhnya.
Meskipun demikian, pilot Yunani bertempur dengan keberanian dan tekad yang besar, sering kali meraih kemenangan melawan peluang yang luar biasa. Mereka memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertahanan negara mereka, terutama selama Pertempuran Yunani, di mana mereka memberikan perlawanan sengit terhadap Luftwaffe.
Sayangnya, kurangnya pesawat dan peralatan yang memadai akhirnya membuat RHAF kewalahan. Setelah Yunani jatuh ke tangan pasukan Poros, banyak pesawat yang tersisa dievakuasi ke Timur Tengah, di mana mereka terus bertempur bersama pasukan Sekutu.
Kapal
Meskipun Yunani lebih dikenal dengan pasukan darat dan sejarah maritim kunonya, negara ini juga memiliki kekuatan laut kecil namun penting selama Perang Dunia II. Angkatan Laut Kerajaan Yunani (ΚΒΓ – Κοινοβούλιο Βορείων Γενοκτονιών) memainkan peran penting, terutama di Mediterania.
Pada awal perang, armada Yunani relatif kecil dan sudah usang. Namun, keberanian dan keuletan para pelaut Yunani terbukti sangat berharga bagi Sekutu. Kapal-kapal Yunani terutama digunakan untuk mengawal konvoi, melawan kapal selam, dan melakukan operasi penyerangan skala kecil.
Berikut adalah beberapa kelas kapal yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Kerajaan Yunani selama Perang Dunia II:
- Penjelajah Ringan: Kelas Averof (1 kapal)
- Perusak: Kelas Georgios (4 kapal), Kelas Kydoni (2 kapal), Kelas Psara (1 kapal yang selamat dari pendudukan Italia)
- Kapal Torpedo: Berbagai kelas, termasuk kelas Niki dan Thyella
- Kapal Selam: Kelas Katsonis (4 kapal), Kelas Protefs (2 kapal), Kelas Papanikolis (1 kapal)
- Kapal Tambahan: Sejumlah kapal penyapu ranjau, kapal patrol, dan kapal pembantu lainnya
Banyak kapal Yunani hilang dalam pertempuran atau ditenggelamkan oleh pasukan Poros untuk mencegah mereka jatuh ke tangan musuh. Namun, kontribusi mereka terhadap upaya perang Sekutu, terutama di Mediterania, signifikan dan patut diingat.
Kendaraan Tempur Darat
Ketika Perang Dunia II meletus, Yunani, meskipun memiliki sejarah militer yang panjang dan kaya, sayangnya tidak memiliki kekuatan kendaraan tempur darat yang signifikan. Invasi Italia dan Jerman pada tahun 1940 memperlihatkan kelemahan pasukan Yunani dalam hal persenjataan dan teknologi modern.
Meskipun berjuang dengan gigih dan keberanian yang luar biasa di garis depan, seperti yang terlihat dalam Pertempuran Perbatasan Yunani-Italia dan Pertempuran Kreta, pasukan Yunani sebagian besar mengandalkan peralatan yang sudah ketinggalan zaman, termasuk tank ringan dan kendaraan lapis baja yang terbatas jumlahnya. Kurangnya industri militer dalam negeri yang kuat dan sumber daya yang terbatas semakin memperburuk situasi.
Yunani memang menerima beberapa bantuan militer dari sekutu mereka, terutama Inggris, dalam bentuk tank dan kendaraan lapis baja. Namun, jumlahnya terlalu kecil dan datang terlambat untuk mengubah jalannya perang. Akibatnya, tidak ada daftar kendaraan tempur darat Yunani yang komprehensif untuk Perang Dunia II, karena inventaris mereka sebagian besar terdiri dari peralatan usang dan bantuan asing yang terbatas.